GOA SELOMANGLENG , merupakan obyek wisata yang keberadaannya cukup populer bagi Masyarakat kediri dan sekitarnya. Dinamakan Selomangleng mungkin dikarenakan lokasinya di lereng bukit ( Selo = batu , Mangleng = miring ).Goa selomangleng ini terbentuk dari batu andesit hitam yang sangat besar hingga tampak menyolok dari kejauhan.
Sepintas tidak ada yang istimewa di gua
batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa
meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang
berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa
tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.
Melongok ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup
menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa
pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum
 |
Bagian dalam goa Selomangleng | |
|
memutuskan untuk
memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya.
Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki
ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat.
Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air. Tidak ada stalagtit maupun stalagmit
yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua,
dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan utama yang tidak begitu lebar
dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan
lain dari dalam gua.
Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief
yang menghiasi dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa
melihatnya dengan jelas. Saya sendiri menggunakan sinar lampu dari
telepon genggam yang kebetulan bisa difungsikan sebagai lampu penerangan
(senter). Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen
berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat
ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau
tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu.
Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti
sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika
mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim
dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah
ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan
sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk
melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba
menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah
terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief
yang senada dengan bagian luar gua.
Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat
relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang
sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit
lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang
menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku.
Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada di dalam tungku tersebut,
menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief
yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.
Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga
yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan
lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan
tapabrata di Gua Selomangleng.
Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua
Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari
lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum purbakala
yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi
berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi fasilitas lain
seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga arena bermain
anak.
Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas.
Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok
yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain
berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa
sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.
Ancaman
Sampai sejauh ini tidak ada upaya terencana dari instansi terkait
untuk membuat situs Selomangleng terpahami secara memadai oleh
masyarakat yang berdiam di sekitarnya (untuk kemudian memampukan mereka
untuk melakukan pemeliharaan secara signifikan). Perhatian yang ada
hanya ala kadarnya saja. Dalam banyak hal yang terjadi malah sebaliknya.
Kawasan Selomangleng sekarang ini justru lebih diriuhkan oleh berbagai
macam kegiatan yang tidak hanya akan mengurangi respek masyarakat
terhadap keberadaan si situs, namun juga mengancam keaslian dan
keutuhannya. Keberadaan tempat hiburan (kolam renang, panggung hiburan
dan sejenisnya) yang dibangun secara permanen hanya beberapa belas meter
dari situs, beberapa patung yang lenyap dan ditambal secara serampangan
dengan menggunakan semen merupakan bukti nyata ancaman tersebut.
Walaupun tidak jauh dari lokasi tersebut berdiri museum, namun
keberadaannya praktis tidak menggetarkan siapapun. Praktis tidak ada
aksi-aksi 'spektakuler' pihak penanggung-jawab temuan arkeologis
tersebut untuk membuat situs Selomangleng lebih bermakna bagi masyarakat
dan bangsa ini.