Jumat, 30 Mei 2014

SITUS SEMEN DI KAB. KEDIRI - JAWA TIMUR.


Pada tanggal 18 November 2009 di desa Semen Kec. Pagu - Kab. Kediri telah ditemukan peninggalan sejarah , letaknya tak jauh dari petilasan Sri Aji Joyobhoyo. Peninggalan Sejarah itu dinamakan Situs Semen.Situs ini berupa 2 arca jaladwara , Garuda wisnu kencana ( dewa Wisnu naik Garuda ) yang merupakan wujud pendewaan Raja Airlangga, dan beberapa tembikar.
Ketika saya berkunjung di situs ini , saya banyak sekali bertanya pada Juru kunci tempat ini ,sebut saja namanya Mbah Yudi.Dari beliau saya banyak sekali mendapatkan keterangan tentang situs semen ini , baik itu sejarahnya maupun fenomena ghoibnya, namun mengenai fenomena ghoib yang beliau ceritakan tidaklah saya angkat pada tulisan singkat ini.
Pada malam jum'at pahing , saya dan kawan - kawan mencoba berkunjung ke tempat ini setelah sebelumnya berziarah di petilasan sri Aji joyobhoyo dan petilasan Resi Mayangkoro, karna saat itu  kita memang penasaran sekali tentang keberadaan situs tersebut yang baru ditemukan oleh warga. Dengan mengucapkan salam pada Juru kunci dan pengunjung tempat tersebut , kemudian duduk di tempat yang telah disediakan lalu sembari menghisap rokok saya melontarkan beberapa pertanyaan kepada Mbah yudi selaku juru kunci situs semen ini. Dengan bahasa jawa halus , beliau menerangkan beberapa hal yang berkaitan dengan situs ini.
Karena berdekatan dengan Petilasan Sri Aji Joyoboyo, banyak pihak mengira bahwa situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Kadiri. Namun kalau melihat  adanya arca Wisnu Naik Garuda/ Garuda wisnu kencana , kemungkinan besar usia situs ini jauh lebih tua, yaitu pada masa era Raja Airlangga. Arca Wisnu Naik Garuda sendiri merupakan wujud pendewaan Airlangga. 
Setelah BP3 menemukan keramik masa Dinasti Yuan di sekitar situs, BP3 memastikan bahwa Situs Semen merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa situs ini berusia jauh lebih tua dari Majapahit dan terus digunakan hingga pada masa majapahit. Hal ini lumrah terjadi dan contohnya bisa kita lihat pada Candi Gurah dan Candi Tondowongso, Candi Penataran serta Candi Brahu.
Lokasi situs semen kini banyak dimanfaatkan masyarakat yang ingin ngalap berkah dari keberadaan bangunan situs.Dan hal ini bisa kita lihat sendiri bila kita berkunjung ke sana.

Rabu, 28 Mei 2014

GOA SELOMANGLENG.

GOA SELOMANGLENG , merupakan obyek wisata yang keberadaannya cukup populer bagi Masyarakat kediri dan sekitarnya. Dinamakan Selomangleng mungkin dikarenakan lokasinya di lereng bukit ( Selo = batu , Mangleng = miring ).Goa selomangleng ini terbentuk dari batu andesit hitam yang sangat besar hingga tampak menyolok dari kejauhan.
Sepintas tidak ada yang istimewa di gua batu ini, keunikan baru terlihat begitu mendekati pintu gua. Beberapa meter dibawah mulut gua terdapat beberapa bongkahan batu yang berserakan. Sebagian diantaranya terdapat pahatan, menandakan bahwa tempat ini sudah pernah disentuh manusia. Berbagai corak relief menghiasai dinding luar gua, diantaranya ada yang berbentuk manusia.
Melongok ke dalam gua, suasana gelap gulita dan aroma dupa yang cukup menyengat datang menyambut pengunjung. Tidak heran bila ada beberapa pengunjung yang takut atau berfikir panjang sebelum

Bagian dalam goa Selomangleng
memutuskan untuk memasukinya. Kesan mistis terasa kental sekali saat berada di dalamnya. Beberapa pengunjung nampak buru-buru keluar setelah tidak lama memasuki ruang karena, dikarenakan tidak kuat dengan aroma dupa yang menyengat.
Gua yang terbuat dari batuan andesit ini menjadikannya kedap air. Tidak ada stalagtit maupun stalagmit yang umum dijumpai pada gua-gua alam. Terdapat tiga ruangan dalam gua, dari pintu masuk kita akan tiba di ruangan utama yang tidak begitu lebar dengan sebuah pintu kecil di sisi kiri dan kanan untuk menuju ruangan lain dari dalam gua.
Di dalam gua ini banyak sekali dijumpai relief yang menghiasi dinding gua. Diperlukan penerangan tambahan untuk bisa melihatnya dengan jelas. Saya sendiri menggunakan sinar lampu dari telepon genggam yang kebetulan bisa difungsikan sebagai lampu penerangan (senter). Pada dasar lantai banyak sekali ditemukan bunga-bunga sesajen berwarna merah dan kuning yang masih segar. Suatu pertanda bahwa tempat ini cukup sering digunakan untuk mengasingkan diri, bertapa atau tirakat bagi kalangan masyarakat tertentu.
Memasuki ruangan sebelah kiri dari pintu masuk gua, pengunjung mesti sedikit merangkak dikarenakan ukuran pintunya yang cukup kecil. Ketika mencoba memasuki ruangan tersebut, praktis cahaya yang ada semakin minim dikarenakan tidak adanya penerangan pada ruang tersebut. Ditambah ruangannya yang kecil dengan atap yang rendah sehingga kesan sempit dan sumpek mendominasi suasana dalam ruangan tersebut. Sulit kali untuk melihat apa saja yang ada di dalam ruangan tersebut. Ketika mencoba menelusuri dinding gua dengan penerangan dari telpon genggam, barulah terlihat bahwa bagian dalam gua tersebut juga memiliki relief-relief yang senada dengan bagian luar gua.
Berbeda dengan ruang sebelah kiri gua, pada sisi kanan gua, terdapat relief pada bagain atas dari pintu masuk. Mirip dengan relief yang sering menghiasi bagian atas dari pintu masuk candi. Ruangan ini sedikit lebih lebar dari sisi kiri. Pada dinding gua, terdapat bagian yang menonjol dengan cerukan kecil dibagian bawahnya, membentuk tungku. Sebatang dupa yang masih menyala nampak berada di dalam tungku tersebut, menebarkan aroma menyengat yang memenuhi seluruh ruangan. Relief-relief yang ada masih bisa terlihat cukup jelas untuk dinikmati.
Dari cerita yang beredar, Gua Selomangleng dulu pernah digunakan oleh Dewi Kilisuci sebagai tempat pertapaan. Dewi Kilisuci adalah putri mahkota Raja Erlangga yang menolak menerima tahta kerajaan yang diwariskan kepadanya, dan lebih memilih menjauhkan diri dari kehidupan dunia dengan cara melakukan tapabrata di Gua Selomangleng.
Terlepas dari gelap dan pengapnya suasana dalam gua, objek wisata Gua Selomangleng patut dikunjungi saat anda berada di Kediri. Tak jauh dari lokasi gua ini juga terdapat museum Airlangga yang merupakan museum purbakala yang bisa dikunjungi dan banyak sekali menyimpan benda-benda arkeologi berupa patung/arca. Dan sekarang, Goa Selomangleng diberi fasilitas lain seperti kolam renang dengan aneka wahananya dan juga arena bermain anak.
Selain mengunjungi goa pengunjung juga dapat "sedikit" olahraga dengan naik ke Gunung Maskumambang yang hijau dan asri serta banyak terdapat ayam hutan yang berada di samping Museum Airlangga. Untuk naik gunung, pengunjung tidak berlu bersusah - susah karena telah dibangun tangga untuk naik ke atas.
Atau pengunjung yang ingin mencoba tantangan dapat naik ke atas Gunung Klothok yang dipuncaknya terdapat sumber mata air yang bernama 'Elo'. Selain berwisata sejarah, pengunjung dapat berwisata outbound, jadi badan bisa sehat dan wawasan akan sejarahpun bertambah.

Ancaman
Sampai sejauh ini tidak ada upaya terencana dari instansi terkait untuk membuat situs Selomangleng terpahami secara memadai oleh masyarakat yang berdiam di sekitarnya (untuk kemudian memampukan mereka untuk melakukan pemeliharaan secara signifikan). Perhatian yang ada hanya ala kadarnya saja. Dalam banyak hal yang terjadi malah sebaliknya. Kawasan Selomangleng sekarang ini justru lebih diriuhkan oleh berbagai macam kegiatan yang tidak hanya akan mengurangi respek masyarakat terhadap keberadaan si situs, namun juga mengancam keaslian dan keutuhannya. Keberadaan tempat hiburan (kolam renang, panggung hiburan dan sejenisnya) yang dibangun secara permanen hanya beberapa belas meter dari situs, beberapa patung yang lenyap dan ditambal secara serampangan dengan menggunakan semen merupakan bukti nyata ancaman tersebut. Walaupun tidak jauh dari lokasi tersebut berdiri museum, namun keberadaannya praktis tidak menggetarkan siapapun. Praktis tidak ada aksi-aksi 'spektakuler' pihak penanggung-jawab temuan arkeologis tersebut untuk membuat situs Selomangleng lebih bermakna bagi masyarakat dan bangsa ini.

Selasa, 27 Mei 2014

PAMOKSAN SRI AJI JOYOBHOYO KEDIRI.


Loka Moksa / Pamoksan Sri Aji Joyobhoyo.

Bagi Masyarakat Kediri , siapa yang tidak kenal dengan Sri Aji Joyobhoyo yang identik dengan Jangka Joyobhoyo atau Ramalan Joyobhoyo itu. Apalagi bagi warga desa Mamenang - Kec. Pagu Kab. Kediri yang tentu pasti sudah tidak asing bagi mereka , karna Sang Prabu Sri Aji Joyobhoyo diyakini moksa di sekitar tempat ini yang lokasi moksanya lazim disebut LOKA MOKSA , atau PAMOKSAN SRI AJI JOYOBHOYO.
Di tempat inilah Sang Prabu joyobhoyo Moksa beserta jiwa - raganya , dan begitulah kepercayaan Masyarakat tentang Sang Prabu Sri Aji Joyobhoyo , tentang benar tidaknya kita kembalikan pada keyakinan kita masing - masing.
Di Lokasi ini , selain Loka moksa , kita juga akan mendapati Loka Busana ; yaitu tempat Sang Prabu sri Aji Joyobhoyo meletakkan Busananya sebelum Moksa .
Loka Busana
Tentang Sejarah singkat Sang Prabu Sri Aji Joyobhoyo , Insya' Alloh , akan kita uraikan pada halaman tersendiri.
Kalau kita berziarah di tempat ini maka tidak lengkap rasanya kalau kita juga tidak mengunjungi Loka Makota , yaitu tempat Sang Prabu sri Aji joyobhoyo meletakkan Mahkotanya.Antara Loka Moksa , Loka Busana dan Loka makota merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan demikian juga dengan Sendang Tirtokamandhanu yang Lokasinya tak jauh dari Pamoksan Sri Aji joyobhoyo sini.
Dan tiap tangggal 1 Muharrom / 1 suro dalam sistem kalender Jawa diadakan Upacara adat Jawa yang ramai dikunjungi masyarakat , selain ziarah ada juga yang sekedar berwisata.
Perayaan 1 Suro merupakan rutinitas tahunan di tempat ini , yang prosesi acaranya dimulai dari Balaidesa Mamenang kemudian melakukan kirab ke Petilasan Sri Aji Joyobhoyo.

Minggu, 25 Mei 2014

SENDANG TIRTOKAMANDHANU.

Sendang tirtokamandhanu , adalah sebuah mata air kuno yang sekarang berbentuk sebuah sumur , konon dulunya adalah sebuah sumber mata air yang biasa digunakan untuk mengairi sawah - sawah Warga dan dipercaya sebagai tempat bersucinya Raja Jayabhaya sebelum Moksa.Menurut pengunjung yang saya temui di lokasi , demikian juga keterangan dari Bapak juru kunci ( Bpk. Suratin ) sendhang Tirtokamandhanu kalau tempat tersebut juga tempat bersucinya para Raja - raja Jawa.
Lokasi Sendhang Tirtokamandhanu ini terletak di Desa Menang - Kec Pagu -Kab. Kediri - Jawa Timur.Dan berjarak lebih kurang 1 km dengan Area Pamoksan Sri Aji Jayabhaya.

Menurut keterangan Beliau ( Bpk. Suratin ) , yang memberikan nama mata air tersebut . yang sekarang berbentuk sumur dengan nama SENDANG TIRTOKAMANDHANU adalah Eyang Bapa Pleret dari Jogjakarta.Pada mulanya hanyalah sebuah sendhang , biasa disebut Sendhang Buntung , dan kemudian disebut sendang Kolo Sonya , barulah pada dekade berikutnya oleh Eyang Bapa Plered dikasih nama dengan sebutan SENDANG TIRTOKAMANDHANU.
Dalam satu lokasi ini , kita akan mendapati suatu tempat yang dipercaya sebagai tempat para Putri , biasa disebut dengan Keputren yang mana untuk masuk kita harus lewat pintu Gapura Candi Bentar , dan di dalamnya ada pohon pule besar.
Di dalam Keputren ini juga biasa digunakan orang untuk bermeditasi maupun semedhi dengan keinginan masing - masing. Di tempat ini pernah di jadikan lokasi Syuting acara Mr. Tukul Jalan - jalan yang disiarkan stasiun TV Swasta ( TRANS 7 ). Menurut pengakuan pengunjung , yang enggan dipublikasikan namanya , bahwa ia sering ditemui makhlus Ghoib di tempat ini , namun soal benar tidaknya kita kembalikan pada keyakinan kita masing - masing.
Keputren 

Bagi Saudara - saudara yang berkunjung di Kab. Kediri dan sekitarnya , silahkan mampir di lokasi ini untuk sekedar berwisata maupun tujuan ziarah spiritual.
Lokasi Sendang Tirtokamandhanu di kelilingi tembok berornamen bunga Teratai. Dalam lokasi ini kita bisa berdoa pada Tuhan YME / Sang Hyang Widhi yang sudah disediakan tempatnya yang berada dalam satu Lokasi , yaitu sebuah tempat yang berbentuk bangunan pendek berbentuk segi empat memanjang layaknya sebuah pusara .Di tempat tersebut orang - orang memanjatkan doa - doa sesuai kepercayaannya masing - masing , ada yang disertai bakar dupa , bakar kemenyan maupun hanya sekedar berdoa tanpa membakar dupa maupun kemenyan.

Makanya tak heran kalau di tempat ini asap kemenyan maupun dupa selalu mengepul , menambah suasanya hati makin tenang dan nyaman bagi orang yang memanjatkan doa di tempat ini dengan keyakinan masing - masing.
Namun satu hal yang harus kita tanam di hati , di manapun kita berdoa tetaplah hati ini bermunajat pada Tuhan YME Pencipta alam semesta ini.
Menurut keterangan Bpk. Suratin , selaku Juru kunci di sini , di tempat ini ada tempat yang tak kalah sakralnya untuk bermunajat ; yaitu ringin songo ( ringin sembilan ).
Bagi Saudara yang ingin mengenal situs ini secara lebih jauh maka bisa minta penjelasan pada Bpk. Juru Kunci yang tiap saat siap menyambut dengan ramah.
 

blogger templates | Make Money Online